HASIL PEMERIKSAAN STEREOSKOPIS PADA ANAK DENGAN BERBAGAI DERAJAT KELAINAN REFRAKSI

  • Desi Utami Helisarah Institute of Health Science Dharma Husada Bandung, Indonesia
  • Ajeng Anggitasari Institute of Health Science Dharma Husada Bandung, Indonesia

Abstract

Penglihatan stereoskopis adalah presepsi penglihatan kedalaman dalam bentuk iga dimensi (Emillo, 2002). Dengan penglihatan tiga dimensi manfaat yang diperoleh yaitu memiliki lapang pandang yang luas, kemampuan untuk mendeteksi objek kecil (Maksus, 2016). Terdapat perbedaan penglihatan stereoskopis pada anak yang memiliki kelaianan refraksi dan anak yang tidak memiliki kelainan refraksi (Setiawan, 2016). Penelitian ini dibuat untuk mengetahui hasil pemeriksaan stereoskopis pada anak dengan berbagai derajat kelainan refraksi. Penelitian ini menggunakan metode literatur riview, dengan mengumpulkan jurnal atau artikel yang berhubungan dengan topik. Dari lima jurnal yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penglihatan stereoskopis pada anak yang memiliki kelainan refraksi berupa anisometropia. Semkain besar derajat miopia, dan anisometropia seorang maka akan memperburuk penglihatan stereoskopisnya.

References

Aldiana Halim, d. (2020). Prevalence and associated factors of uncorrected refractive errors among school children in suburban areas in Bandung, Indonesia. Journal of Cogent Madicien.
Amruta S. Padhye, d. (2009). Prevalence of uncorrected refractive error and other eye problems among urban and rural school children. Middle East African Journal of Ophthalmology.
Angelia V. Adile, Y. T. (2016). Jurnal e-Clinic (eCl). Kelainan Refraksi pada pelajar SMA Negeri 7 Manado.
Bustan, M. (2006). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
David K. Wallace, M. M. (2011). Stereoacuity in children with anisometropic amblyopia. NIH Public Access, 455-461.
Elise B. Ciner*, G.-s. Y.-B. (2014). Stereoacuity of Preschool Children with and without Vision Disorders. NIH Public Access, 351-358.
Emillo, G. K. (2002). Binocular Vision Abd Ocular Motilitiy. St. Louis London: A Harcrout Health Science Compan.
Evans, B. J. (2007). Binocular Visual Anolaies. USA: Butterworth Heineman.
Fabio E Ferraz, d. (2014). Influence of uncorrected refractive error and unmet refractive error on visual impairment in a Brazilian population. Internazional Journal of BMC Ophthalmology.
Horwrd IP, R. J. (1995). Development and Pathologgy Of Binocular Vision In Binocular Vision and Steopsis. New York: Oxford University Press.
Ilyas, S. (2017). Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: BP FKUI.
Indra Tri Mahayana, S. G. (2017). Prevalensi Kelainan Refraksi yang tidak dikoreksi pada anak-anak sekolah dasar perkotaan, pinggiran kota, exurban dan pedesaan di populasi Indonesia. Internasional Journal of Ophthalmology.
Infodatin Anak, R. (2014). Kondisi Pencapaian Kesehatan Anak. Kementrian Kesehatan.
Izzah Basyir S, P. A. (2016). Perbedaan Penglihatan Stereoskopis Pada Penderita Anisometropia Ringan-Sedang dan Berat. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
Jiangnan He, L. L. (2014). BMC Public Health. Prevalence and causes of visual impaiment and rate of wearing spectacles in shools for children of migrant workers in Shanghai, China.
Kemenkes, R. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Apa Itu Kelainan Refraksi.
Kresna. (2014). Konsultasi Skripsi. Pengertian Kerangka Konsep Penelitian (Skripsi dan Tesis).
Lestari, A. P. (2019). Pengertian Gender Menurut WHO. Sehatku, Kementrian RI.
Magnus, M. (2010). Buku Ajar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: EGC.
Mahayana, I. T. (2017). The prevalence of uncorrected refractive error in urban, suburban, exurban and rural primary school children in Indonesian population. International Journal of Ophthalmology.
Maksus, A. I. (2016). Standar Prosedur Pemeriksaan Refraksi untuk Refraksionis Optisien. Jakarta: BP FKUI.
Maksus, A. I. (2016). Standar Prosedur Pemeriksaan Refraksi untuk Refraksionis Optisien (Diploma Optometris). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2012). In S. Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rudy, D. (2013). Uji Kesesuaian antara Alat Optic Vision Test dengan TNO Streoscopic Vision Test pada Skrining Penglihatan Streoskopis. Jurnal Kedokteran Universitas Indonesia, 5.
Saputra, D. (2018). Hubungan Derajat Miopia Dengan Penglihatan Stereoskopis Pada Anak Sekolah Menengah Pertama. Repositori Institusi USU.
Serge Resnikoff, d. (2007). Global magnitude of visual impairment caused by uncorrected refractive errors in 2004. Bulletin of the World Health Organization.
Setiawan, F. (2016). Perbedaan Penglihatan Streoskopis pada Pasien Miopia Ringan, Sedang, Berat. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 1-8.
Sewunet, S. A., Aredo, K. K., & Gedefew, M. (2014). Kesalahan Bias Yang Tidak Terkoreksi dan Faktor-faktor terkait di antara anak-anak sekolah dasar di Distrik Debre Markos, Ethiopia Barat Laut. BMC Opthalmology, 95.
Siregar, N. H. (2009). Amblyopia. Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Medan 2009.
WHO. (2017). World Health Organitation. Penyebab Gangguan Penglihatan Terbanyak di Seluruh Dunia.
Yankes, D. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Gambaran Kelainan Refraksi Tidak Terkoreksi Pada Program Penapisan Oleh Unit Oftalmologi Komunitas Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Di Wilayah Kab. Bandung tahun 2017.
Yankes, D. (2019). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pemakaian Kacamata Pada Program Penapisan Kelainan Refraksi Anak Usia Sekolah.
Yulianti Kuswandari, H. M. (2007). Hubungan Antara Besarnya Anisomevropia Dengan Kedalaman Penglihavan Binokuler Dan Ambliopia Pada Anak Usia Sekolah Di Unit Rawat Jalan Mata RSU DR. Soetomo Surabaya. Jurnal Oftalmologi Indonesia, 58-64.
Zahra, N. F. (2018). Gammbaran Penglihatan Streoskopis dengan Kelainan Refraksi dan Tanpa Kelainan Refraksi pada Anak TK Al Fajar Nagreg Tahun 2028. Karya Tulis Ilimah.
Published
2022-07-29
How to Cite
Utami Helisarah, D., & Anggitasari, A. (2022). HASIL PEMERIKSAAN STEREOSKOPIS PADA ANAK DENGAN BERBAGAI DERAJAT KELAINAN REFRAKSI. Jurnal Sehat Masada, 16(2), 360-369. Retrieved from http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/371