Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Bawah Tiga Tahun (Batita/Toddler) di Posyandu Anggrek Merah RW 08 Cilolohan Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya
Abstract
Secara statistik sekitar 3% anak usia 1-3 tahun di Indonesia tidak bisa mencapai perkembangan motorik halusnyanya tepat waktu. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik halus pada anak batita di Posyandu Anggrek Merah RW 08 Cilolohan Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penelitian analitik observasional dan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah anak batita dengan jumlah 48 anak. Teknik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan format Denver II. Hasil penelitian menunjukkan ibu-ibu dari batita memiliki riwayat pendidikan rendah (SD-SMP) 47,92%, responden batita laki-laki 52,1%, perempuan 47,9%, riwayat tidak ASI Ekslusif 54,2%, status gizi batita normal 91,7%, pola asuh positif 68,8%, batita stimulasi baik maupun stimulasi buruk 50%, dan batita dengan perkembangan motorik halus normal 95,8%. Hasil analisa uji Chi-Square didapatkan faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik halus anak batita yaitu faktor status gizi (p=0.015<0.05). Sedangkan antara faktor pendidikan ibu, jenis kelamin anak, pemberian ASI Ekslusif, pola asuh orang tua dan stimulasi tidak ada hubungan dengan perkembangan motorik halus pada anak batita. Posyandu diharapkan dapat melakukan pendidikan kesehatan terhadap ibu mengenai pentingnya pemantauan perkembangan motorik anak dan meningkatkan pelayanan kesehatan optimal dalam pemulihan status gizi anak batita sehingga perkembangan motorik halus anak dapat berkembang sesuai tahapan usianya.