Hubungan Konsumsi Gluten Dan Kasein Dengan Perilaku Hiperaktif Anak Autisme Di Slb Yayasan Puspa Suryakanti Dan Rumah Autis Hasanah Bandung
Abstract
Autisme mengalami gangguan pada sistem pencernaanya hal tersebut menyebabkan terjadinya gangguan dalam mencerna protein, khususnya gluten dan casein, sehingga peptida dari gluten dan casein tidak tercerna keluar dari dinding usus. Peptida tersebut dibawa bersama oksigen melalui aliran darah masuk ke otak. Hal tersebut dapat memperburuk keadaan anak autis dengan meningkatnya hiperaktivitas anak autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi gluten dan kasein pada anak autisme, perilaku hiperaktif anak autisme, dan hubungan antara konsumsi gluten dan kasein dengan perilaku hiperaktif anak autisme di SLB Yayasan Puspa Suryakanti dan Rumah Autis Hasanah Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi korelasi mengunakan rancangan yang didesain secara cross sectional dan dianalisis mengunakan analisis univariat dan bivariat dengan jumlah responden 38 anak dan mengunakan tehnik total sampling dalam menentukan sampel. Data konsumsi gluten dan kasein diperoleh dengan menggunakan food recall. Data perilaku hiperaktif anak autisme diperoleh dengan mengunakan lembar observasi perilaku. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 38 responden, konsumsi gluten dan kasein pada anak autisme yang tidak bebas ada 33 responden (87%), sedangkan perilaku hiperaktif anak autisme yang hiperaktif ada 31 responden (82%). Analisis hasil menunjukan ada hubungan antara konsumsi gluten dan kasein dengan perilaku hiperaktif anak autisme dengan p-value = 0,000 < É‘ = 0,05. Kategori tidak bebas pada konsumsi gluten dan kasein diikuti juga dengan terlihatnya perilaku hiperaktif pada anak autisme. Oleh karena itu, di harapkan sekolah lebih memperhatikan konsumsi gluten dan kasein pada anak autis dengan briefing satu bulan sekali kepada orang tua anak autisme dan melakukan pengecekan makanan anak di sekolah.