Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Non Pneumonia Di UPTD Pelayanan Kesehatan Cikancung Kabupaten Bandung
Abstract
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian balita yaitu sebesar 28% di Indonesia. Penyakit ISPA non Pneumonia merupakan salah satu penyakit dengan angka kesakitan yang tinggi dan apabila ISPA non Pnemonia ini tidak dirawat dapat menimbulkan Pneumonia yang dapat mengakibatkan kematian. Puskesmas Cikancung merupakan wilayah yang berada di Kabupaten Bandung dengan proporsi kejadian ISPA non Pneumonia mencapai angka 60,8%. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ISPA non Pneumonia , hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA non Pneumonia pada balita yang berobat ke Puskesmas Cikancung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei analitik (Survey Research Method dengan rancangan survei Cross sectional, dengan sampel sebanyak 91 orang. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata balita yang tidak ASI Eksklusif lebih banyak untuk terjadi ISPA Non Peumonia yaitu sebesar (77,1 %), berdasarkan uji Chi-square terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05), begitupun dengan balita yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap cenderung lebih banyak untuk terjadi ISPA Non Peumonia yaitu 57,6% hubungan statistiknya terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) demikian juga dengan balita yang lahir dengan BBLR cenderung sering terjadi ISPA non pneumonia (84,3%), hubungan statistiknya terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05). Upaya yang akan dilakukannya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dalam hal promotif dan preventif dengan cara meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat.